Select Page

Cara menangani Usus Buntu tanpa Operasi – Apendisitis umumnya harus diobati dengan pembedahan. Namun, jika kondisinya masih ringan dan belum menimbulkan komplikasi, usus buntu terkadang bisa diobati tanpa operasi. Cari tahu bagaimana dan efektivitas pengobatan radang usus buntu tanpa operasi.

Usus buntu adalah bagian dari usus besar yang menyerupai kantung kecil dan tipis dengan ukuran sekitar 5-10 cm. Ketika usus buntu tersumbat, bakteri dapat dengan cepat berkembang biak di dalamnya dan ini dapat menyebabkan usus buntu menjadi meradang. Inilah yang menyebabkan radang usus buntu atau apendisitis.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat menyebabkan radang usus buntu:

  • Sakit parah di bagian kanan bawah perut dan sekitar pusar
  • Nyeri yang bertambah parah saat batuk atau berjalan
  • Sembelit atau diare
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Perut bengkak
  • Demam
  • Susah buang bensin

Apendisitis bisa menjadi kondisi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Jika tidak segera diobati, usus buntu yang meradang dapat pecah dan menyebabkan sepsis atau penyebaran infeksi ke lapisan dinding perut (peritonitis).

Apendisitis yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi ini dalam waktu sekitar 48-72 jam. Penyakit ini umumnya perlu diobati dengan operasi usus buntu. Namun, ada beberapa kasus radang usus buntu yang bisa diobati tanpa operasi.

Cara mengobati radang usus buntu tanpa operasi

Dalam beberapa kasus, radang usus buntu dapat diobati tanpa operasi, yaitu dengan pemberian antibiotik. Namun pengobatan radang usus buntu tanpa pembedahan hanya dapat dilakukan pada keadaan radang usus buntu yang masih ringan dan belum disertai komplikasi atau pecahnya usus buntu.

Jenis antibiotik yang diberikan dokter akan disesuaikan dengan jenis kuman penyebab infeksi pada usus buntu. Obat antibiotik juga dapat diberikan melalui suntikan atau dengan pemberian antibiotik yang diminum melalui mulut. Selama perawatan, kondisi pasien masih perlu dipantau oleh dokter.

Jika kondisi pasien tidak membaik atau malah memburuk meski sudah mendapat pengobatan, operasi tetap perlu dilakukan untuk mengobati radang usus buntu.

Sedangkan untuk penderita radang usus buntu yang berhasil diobati dengan obat tanpa operasi, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan ulang dalam waktu 6 bulan.

Untuk memantau kondisi usus buntu yang dialami pasien, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti kolonoskopi, tes darah, dan pemeriksaan radiologis, seperti rontgen, USG, atau CT scan perut.

Penting untuk diingat bahwa radang usus buntu tidak terbukti dapat diobati dengan obat herbal, seperti kunyit. Oleh karena itu, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan herbal untuk mengobati penyakit ini.

Efektivitas Pengobatan Apendisitis Tanpa Operasi

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pemberian antibiotik tanpa operasi cukup efektif untuk mengobati radang usus buntu ringan. Sekitar 60% pasien apendisitis yang diobati hanya dengan antibiotik, tidak perlu menjalani operasi pengangkatan usus buntu dalam waktu 5 tahun setelah pengobatan.

Namun, beberapa pasien masih perlu menjalani operasi usus buntu meskipun telah menerima antibiotik. Diperkirakan sekitar 25% pasien apendisitis menjalani operasi, meski sebelumnya sudah mendapat antibiotik.

Pengobatan radang usus buntu tanpa operasi juga memiliki kelemahan lain, yaitu risiko radang usus buntu berulang. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa pasien dengan radang usus buntu yang telah menerima antibiotik tanpa operasi mungkin mengalami kekambuhan radang usus buntu dalam waktu 5 tahun.

Pengobatan radang usus buntu tanpa operasi juga tidak selalu efektif dan berhasil. Pada kasus tertentu, penderita tetap bisa mengalami komplikasi, meski sudah mendapat antibiotik.

Keberhasilan pengobatan radang usus buntu dengan antibiotik dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya radang usus buntu di dalam tubuh. Appendicolit atau fekalit adalah feses keras yang terdapat di dalam usus buntu.

Meski bisa diobati tanpa operasi, Anda tidak disarankan untuk mengobati radang usus buntu sendiri tanpa bantuan medis dari dokter.

Mengingat kondisi ini bisa memburuk dengan cepat dan tidak selalu bisa diobati dengan antibiotik tanpa operasi, Anda tetap perlu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala radang usus buntu.

Setelah melakukan pemeriksaan untuk mengevaluasi kondisi Anda dan tingkat keparahan radang usus buntu Anda, dokter Anda akan menentukan pengobatan yang tepat untuk radang usus buntu, baik dengan obat-obatan atau operasi.

Mungkin itu saja informasi yang dapat kami sampaikan untuk Anda semua, semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Anda semua. Segera carilah penyedia layanan paket medical check up murah untuk mendapatkan pelayanan medical check up dengan terjangkau.